Mama~

18e498dda1a111c06a4fa5daaabe0ae6_ibu

 

Sudah lama tak menulis 😀

 

Kamis, 31 Desember 2015.

8.04pm

 

Hari ini. Sekitar Lima puluh empat tahun yang lalu. Wanita paling spesial dalam hidupku lahir. Kedua tangan kasarnya yang membesarkanku, mengelus kepalaku, mengasuhku. Tatapannya yang kadang tak ku mengerti, apakah ia menyembunyikan sedihnya? Apakah aku telah cukup membuatnya bahagia? Suaranya yang menidurkanku~ memanggilku dengan panggilan sayangnya. Kulitnya yang sudah keriput dan makin keriput. Kaki kecilnya yang menopang tubuh kecilnya, apakah kaki itu masih kuat?

Aku selalu merindukan wanita itu. Wanita yang membesarkanku dengan seluruh jiwa dan raganya. Hanya aku satu-satunya yang diasuhnya tanpa bantuan siapapun. Tak terbayang bagiku saat-saat dimana aku mengecewakannya. Entah bagaimana sehingga aku tega menyakitinya. Ia selalu berusaha menahan dirinya saat ku sakiti. Ia yang selalu menjagaku melebihi penjagaannya pada saudara-saudaraku. Ia mengistimewakanku dengan cara yang berbeda. Dan tak salah pula jika akhirnya aku menjadi cukup berbeda dengan yang lainnya.

Dulu, aku bahkan berburuk sangka kepadanya. Kenapa kesenangan yang diperoleh saudara-saudaraku tak pernah ku rasakan? Ketika semua anak bungsu yang ku temui sangat dimanjakan, kenapa aku bahkan….. ahhh~~ begitu banyak buruk sangka ku padanya. Aku memang belum cukup dewasa untuk memahami itu semua. Dan mungkin aku tidak berusaha untuk menjadi dewasa. Masih memikirkan ego anak kecil yang ku pertahankan.

Sampai saat ini aku bahkan belum benar-benar dewasa. Tapi sedikit demi sedikit ku sadari, segala jenis perbedaan ‘buruk’ yang diberlakukan padaku, ternyata menjadikanku istimewa baginya. Jika pun ternyata tidak istimewa, biarlah aku menganggap seperti itu^^~

Aku benar-benar merindukan wanita itu. Aaahhhh~~ semua kalimat di kepalaku lenyap ketika ku tuangkan 😀

Umak~ Mama~ Ibu~ Mak eee~~ selamat ulang tahun \(^O^)/ setelah UAS, pudan pasti balek~ semoga aja pudan lebih berbakti dibanding sebelumnya.

Kenapa kau mencintai Ibumu? Apa karena Ia telah melahirkanmu? Karena mengasuhmu? Jika masih karena ikatan darah, coba koreksi kembali. Sudahkan kau mencintai Ia karena Allaah? Sudahkah engkau membenci Ia karena Allaah? –kalimat yang ku tujukan untuk diriku-

 

Leave a comment