Pertolongan Yang Pasti

ya_allah_______by_madimar-d7e1p75

“Ya Allaah, aku tak kuat menahan sakit inilagi”

Kalimat itu terus ku ucapkan berulang-ulang dalam hatiku. Aku tengah menunggu bus kampus di halte Fakultas-ku untuk pulang ke kos. Awalnya aku sudah merasakan sakit itu ketika Ba’da Zuhur, tapi ku coba menahannya seperti yang biasa ku lakukan. Karena aku masih memiliki beberapa urusan di kampus, aku menunggu. Ku coba bertahan hingga setengah dua. Rasa perih itu makin membunuhku. Tapi jika berhubungan dengan kewajiban dan amanah, rasanya itu cukup impas. Setengah dua berlalu, aku menunggu temanku yang sebelumnya aku minta untuk menemani. Hingga pukul satu lewat empat puluh dua menit, aku benar-benar tak sanggup lagi. Sebelumnya dengan berbagai cara ku coba agar sakit ini mereda, gagal. Ingin tahu rasanya?

Bayangkan sebuah balok menghantam ulu hatimu, perutmu serasa ditekan dan diputar, kau diajak berputar hingga pusing tak terkendali, kedua kakimu mulai mati rasa dan sekujur tubuhmu keringat dingin. Hingga pada titik puncak kesakitan itu, aku mulai menyerah. Ku ketik sebuah pesan dengan tangan bergetar kepada seorang temanku berharap ia akan segera membaca dan menolongku, setidaknya begitulah harapanku. Lima menit berlalu tanpa ada respon. Setengah jam lebih menunggu bus, akhirnya aku lebih memilih naik bus. Berjalan dengan sedikit oleng bahkan hampir saja kepalaku terbentur dengan pegangan kursi bus, ku simpan sakit itu dengan rapi.

Sebenarnya cerita ini tidaklah begitu penting. Hanya saja, setiap kejadian yang terjadi dalam hidupku sampai saat ini selalu ku syukuri. Aku selalu mengambil pelajaran dari setiap kejadian. Menelisik betapa luar biasa kuasa Allaah terhadapku. Aku beruntung menjadi seseorang yang tidak hanya melihat ataupun merasakan sebuah kejadian hanya sebatas kejadian. Seperti hari ini. Ketika aku sudah mulai menyerah dan meminta pertolongan dari manusia, apa yang Allaah berikan? Allaah memberikanku kekuatan yang berlebih bahkan jika tidak dapat disebut berlebih, Allaah memberikanku kemampuan untuk bertahan. Padahal sebelumnya aku sudah menangis meski dalam hitungan tetes. Allaah tidak membiarkanku untuk bergantung pada manusia yang notabene adalah ciptaan-Nya. Allaah ingin aku lebih memohon kepada-Nya.

Bahkan Allaah pun dapat cemburu jika hamba-Nya lebih memilih ciptaan-Nya. Jika sadar dan akhirnya hanya bergantung pada Allaah, akan diberikan kemudahan yang tidak dapat diduga.

Dimenit terakhir sebelum aku mendapatkan bus, hanya Allaah yang ku sebut. Memang benar, jika kita berdo’a dengan sungguh-sungguh penuh kepasrahan diri terhadap-Nya, Allaah akan mengabulkan do’a itu. Apalagi jika disertai dengan keadaan terdesak.

Maha Benar Allah dengan segala Kuasa-Nya. Subhanallah~ Alhamdulillaah~ Wa laa ilaa ha illallaah~ Allaahu akbar~!

 

Pekanbaru, 27 April 2015

3.00pm

Leave a comment